Irau Rayeh Lundayeh

KALIMANTAN VIEW  -  Semangat kebersamaan dan gotong royong yang di sebagian masyarakat Indonesia sudah luntur  karena pengaruh modernisasi sehingga sikap individualistis yang muncul, justru terasa kental dan nyata disuguhkan masyarakat Dayak Lundayeh saat menggelar pesta Irau Rayeh Lundayeh.
Masyarakat Dayak Lundayeh dari 21 desa se-Kecamatan Krayan termasuk perwakilan Residen Lundayeh, Serawak, Malaysia berkumpul di Long Bawan bahu membahu bergotong royong dalam semangat kebersamaan untuk mensukseskan acara tiap tahunan tersebut.
“Semangat itu hendaknya terus dipelihara dan dirawat serta diharapkan bisa menjadi inspirasi seluruh elemen masyarakat khususnya Kalimantan Utara karena dengan kekompakan, gotong royong dan kebersamaan percepatan pembangunan bisa dilakukan agar bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama,” ungkap Penjabat Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie saat membuka Irau Rayeh Lundayeh di Long Bawan, Krayan, Nunukan.
Hadir dalam pembukaan pesta rakyat yang berlangsung mulai 5-9 Agustus tadi, Bupati Nunukan Drs H Basri, Bupati Malinau yang juga Ketua Persekutuan Dayak Lundayeh Kalimantan Timur (PDLKT) Dr Yansen TP, Sekdaprov Kaltara Drs H Badrun, Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesra Setprov Kaltara Ir Syaiful Herman beserta jajaran serta budayawan Slamet Rahardjo.
“Saya pertama datang ke sini tahun 1986 sebagai staf Bappeda Kaltim dan sebagai Penjabat Gubernur baru pertama kali datang ke sini lagi. Saya merasa terharu, gembira dan bangga karena disambut dengan ramah tamah. Terlebih semangat gotong royong dan kebersamaan warga yang rela tidak dibayar untuk kesuksesan kegiatan sudah sangat jarang kita jumpai lagi. Selain itu tentunya yang membanggakan adalah masyarakatnya yang agamis dan selalu menghargai pendatang. Nilai-nilai luhur yang ada ini harus selalu dipelihara dan dirawat,”ujarnya.
Kegiatan Irau sendiri terdiri dari berbagai kegiatan mulai pameran yang menampilkan kerajinan tradisional hingga kuliner khas warga Lundayeh dengan bahan makanan dan bumbu organik, tarian hingga prosesi upacara pernikahan adat, pertandingan sepakbola yang dibuka langsung Pj Gubernur dan olahraga trasional, hiburan rakyat serta pelaksanaan ibadah dan seminar.
Dalam kegiatan yang sebelumnya ditangani pihak kecamatan dan mulai tahun ini merupakan kegiatan Pemerintah Kabupaten Nunukan, Penjabat Gubernur memberikan sumbangan berupa lima ekor kerbau.
“Dengan menjadi kegiatan Kabupaten Nunukan, ini kemajuan bagus karena konsekuensinya akan dimasukan dalam APBD sehingga jangkauan dan cakupannya menjadi lebih luas,”ujarnya.
Selain itu, lanjut Irianto, kedepan Pemprov Kaltara bersama Pemkab Nunukan akan berkolaborasi agar even tersebut menjadi kegiatan provinsi dimana kekayaan budaya yang ada tidak hanya bisa dinikmati masyarakat Kaltara tetapi juga nasional dan internasional lewat promosi dan publikasi yang optimal. Selain itu kebudayaan yang ada akan dipromosikan lewat forum dan even-even seperti pekan budaya tingkat regional dan internasional. 
“Even Irau tidak hanya merupakan kekayaan khasanah budaya bagi masyarakat Kaltara khususnya Nunukan dan warga Krayan tetapi merupakan budaya nasional yang harus diekpos dan dipromosikan secara optimal,”ujarnya.
Meskipun budaya dan suku di Indonesia banyak, namun lanjut Irianto adat istiadat dan budaya yang tersebar di Kaltara banyak yang unik. Salah satunya adat Dayak Lundayeh dimana ada tarian dengan budaya bahasa bertutur dengan nyanyian.
Selain itu subkultur tiap desa meski dalam satu suku besar Lundayeh memiliki perbedaan dalam bahasa dan adat istiadat yang kini kian langka.
Karena itu, lanjut Irianto pihaknya menggandeng Perguruan Tinggi terkemuka yang telah memiliki kerjasama dengan Pemprov Kaltara dan memiliki Fakultas Sastra dan Antropologi akan melakukan kajian ilmiah mengenai sejarah, riwayat suku-suku, budaya dan adat istiadat khususnya yang kian langka yang berada di Kaltara.
“Hasil kajian akan dipublikasikan lewat web resmi Pemprov Kaltara dan media lainnya. Dengan demikian wisatawan domestik dan mancanegara akan tertarik untuk berkunjung ke Kaltara. Selain itu promosi dengan metode modern akan dilakukan dan pembenahan-pembenahan lain seperti perlu adanya koreografer untuk tarian massal yang sudah bagus agar lebih dinamis dan enak serta menghibur penonton,”ujarnya.

Share this:

CONVERSATION

Irau Rayeh Lundayeh
KALIMANTAN VIEW  -  Semangat kebersamaan dan gotong royong yang di sebagian masyarakat Indonesia sudah luntur  karena pengaruh modernisasi sehingga sikap individualistis yang muncul, justru terasa kental dan nyata disuguhkan masyarakat Dayak Lundayeh saat menggelar pesta Irau Rayeh Lundayeh.
Masyarakat Dayak Lundayeh dari 21 desa se-Kecamatan Krayan termasuk perwakilan Residen Lundayeh, Serawak, Malaysia berkumpul di Long Bawan bahu membahu bergotong royong dalam semangat kebersamaan untuk mensukseskan acara tiap tahunan tersebut.
“Semangat itu hendaknya terus dipelihara dan dirawat serta diharapkan bisa menjadi inspirasi seluruh elemen masyarakat khususnya Kalimantan Utara karena dengan kekompakan, gotong royong dan kebersamaan percepatan pembangunan bisa dilakukan agar bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama,” ungkap Penjabat Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie saat membuka Irau Rayeh Lundayeh di Long Bawan, Krayan, Nunukan.
Hadir dalam pembukaan pesta rakyat yang berlangsung mulai 5-9 Agustus tadi, Bupati Nunukan Drs H Basri, Bupati Malinau yang juga Ketua Persekutuan Dayak Lundayeh Kalimantan Timur (PDLKT) Dr Yansen TP, Sekdaprov Kaltara Drs H Badrun, Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesra Setprov Kaltara Ir Syaiful Herman beserta jajaran serta budayawan Slamet Rahardjo.
“Saya pertama datang ke sini tahun 1986 sebagai staf Bappeda Kaltim dan sebagai Penjabat Gubernur baru pertama kali datang ke sini lagi. Saya merasa terharu, gembira dan bangga karena disambut dengan ramah tamah. Terlebih semangat gotong royong dan kebersamaan warga yang rela tidak dibayar untuk kesuksesan kegiatan sudah sangat jarang kita jumpai lagi. Selain itu tentunya yang membanggakan adalah masyarakatnya yang agamis dan selalu menghargai pendatang. Nilai-nilai luhur yang ada ini harus selalu dipelihara dan dirawat,”ujarnya.
Kegiatan Irau sendiri terdiri dari berbagai kegiatan mulai pameran yang menampilkan kerajinan tradisional hingga kuliner khas warga Lundayeh dengan bahan makanan dan bumbu organik, tarian hingga prosesi upacara pernikahan adat, pertandingan sepakbola yang dibuka langsung Pj Gubernur dan olahraga trasional, hiburan rakyat serta pelaksanaan ibadah dan seminar.
Dalam kegiatan yang sebelumnya ditangani pihak kecamatan dan mulai tahun ini merupakan kegiatan Pemerintah Kabupaten Nunukan, Penjabat Gubernur memberikan sumbangan berupa lima ekor kerbau.
“Dengan menjadi kegiatan Kabupaten Nunukan, ini kemajuan bagus karena konsekuensinya akan dimasukan dalam APBD sehingga jangkauan dan cakupannya menjadi lebih luas,”ujarnya.
Selain itu, lanjut Irianto, kedepan Pemprov Kaltara bersama Pemkab Nunukan akan berkolaborasi agar even tersebut menjadi kegiatan provinsi dimana kekayaan budaya yang ada tidak hanya bisa dinikmati masyarakat Kaltara tetapi juga nasional dan internasional lewat promosi dan publikasi yang optimal. Selain itu kebudayaan yang ada akan dipromosikan lewat forum dan even-even seperti pekan budaya tingkat regional dan internasional. 
“Even Irau tidak hanya merupakan kekayaan khasanah budaya bagi masyarakat Kaltara khususnya Nunukan dan warga Krayan tetapi merupakan budaya nasional yang harus diekpos dan dipromosikan secara optimal,”ujarnya.
Meskipun budaya dan suku di Indonesia banyak, namun lanjut Irianto adat istiadat dan budaya yang tersebar di Kaltara banyak yang unik. Salah satunya adat Dayak Lundayeh dimana ada tarian dengan budaya bahasa bertutur dengan nyanyian.
Selain itu subkultur tiap desa meski dalam satu suku besar Lundayeh memiliki perbedaan dalam bahasa dan adat istiadat yang kini kian langka.
Karena itu, lanjut Irianto pihaknya menggandeng Perguruan Tinggi terkemuka yang telah memiliki kerjasama dengan Pemprov Kaltara dan memiliki Fakultas Sastra dan Antropologi akan melakukan kajian ilmiah mengenai sejarah, riwayat suku-suku, budaya dan adat istiadat khususnya yang kian langka yang berada di Kaltara.
“Hasil kajian akan dipublikasikan lewat web resmi Pemprov Kaltara dan media lainnya. Dengan demikian wisatawan domestik dan mancanegara akan tertarik untuk berkunjung ke Kaltara. Selain itu promosi dengan metode modern akan dilakukan dan pembenahan-pembenahan lain seperti perlu adanya koreografer untuk tarian massal yang sudah bagus agar lebih dinamis dan enak serta menghibur penonton,”ujarnya.
«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama