Berkomitmen Tanggulangi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

KALIMANTAN VIEWKepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Drs. H. Agus Surono, Msi menyatakan, instansi yang ia pimpin melingkupi 2 urusan yaitu urusan sosial dan Ketenagakerjaan.
Di bidang sosial terang Drs. H. Agus Surono, Msi, tugas pokoknya adalah menangani penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Prinsip dasar dalam penanganan PMKS atau yang menggunakan istilah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di tempuh dalam 3 jalur, yaitu melalui bina manusia, melalui bina lingkungan serta bina usaha.
“Melalui bina manusia, dimaksudkan kita melakukan pembinaan terhadap kualitas personilnya terutama di bidang kesehatan dan pendidikan. Program yang ditempuh untuk melakukan bina manusia ini antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Program  bagi gepeng, dan Pembinaan terhadap lembaga Kesejahteraan Sosial yang dulu disebut dengan panti-panti Sosial,” ucapnya.
Program Keluarga Harapan (PKH) sendiri menurutnya, merupakan bantuan tunai bersyarat yang akan membantu rumah tangga sangat miskin (RTSM) guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anak dalam hal kesehatan dan pendidikan.
Pada tingkat kota Banjarmasin program ini dicanangkan oleh Bapak Walikota pada tanggal 6 Januari 2013 dengan jumlah penerima 2080 RTSM, sementara dana yang diserahkan sebesar Rp 1.345.375.000,- .
Tahun 2014 RTSM yang menerima berkurang menjadi 2008 Dana yang disalurkan pada tahap pertama sebesar Rp 696.395.000,- dan tahap kedua pada bulan September ini sebesar Rp 1.116.794.000,-Diperkirakan total bantuan pada Tahun 2014 sampai dengan bulan Desember 2,4 M.
Sedangkan Program  bagi gepeng adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan usaha kreatif berupa pembuatan kue dan masakan khas Banjar, serta ditambah dengan memberikan stimulan paket usaha kepada 45 orang Gepeng yang ada di Kota Banjarmasin.
Program bagi anak jalanan berupa keterampilan bengkel dan Cuci Motor beserta paket usahanya, program ini diikuti oleh 48 orang anak jalanan yang ada di Kota Banjarmasin.
Selain itu, melalui bina manusia ini juga mencakup pengiriman anak putus sekolah sebanyak 10 orang ke PSBR Budi Satria Banjarbaru untuk diberikan pelatihan berupa perbengkelan, otomotif, mebel aluminium dan menjahit sesuai dengan minat mereka masing-masing. Untuk penyandang Disabilitas pada tahun 2013 diberikan bantuan alat mobilitas kepada 21 orang, sedangkan yang menerima paket usaha mandiri sebanyak 23 orang
Sementara terkait pembinaan terhadap lembaga Kesejahteraan Sosial yang dulu disebut dengan panti-panti Sosial sampai dengan Tahun 2014 ini, jumlah LKS yang ada di Kota Banjarmasin sebanyak 22 buah dengan anak asuh yang di dalam panti sebanyak 620 anak, sementara itu LKS juga melakukan program pengasuhan diluar panti yang jumlahnya +/- 1.500 anak asuh.
“Berikutnya menangani PMKS melalui Bina Lingkungan, bina lingkungan sendiri dimaksudkan melakukan pembinaan terhadap rumah-rumah tidak layak huni yang bertujuan memberikan tempat hunian secara layak sosial maupun layak kesehatan rumah dan lingkungan,” papar Drs. H. Agus Surono, Msi.
Bantuan dana untuk rehabilitasi rumah tersebut diperoleh dari APBN dan APBD kota Banjarmasin. Sampai dengan tahun 2013 sudah terehab rumah sebanyak 521 rumah, sedang pada tahun 2014 dari APBN sebanyak 50 rumah, APBD Kota 287 rumah dengan bantuan masing-masing sebesar Rp 10 juta.
“Bina lingkungan ditempuh dengan program Padat Karya yang bertujuan memberikan tambahan penghasilan pada penduduk setempat melalui kegiatan pembuatan sarana jalan di lingkungan setempat. Pada tahun 2013 terserap dana sebesar Rp 500 juta dan pada tahun 2014 sebesar Rp 500 juta. Selain itu melalui bina lingkungan juga diberikan bantuan tanggap darurat terhadap akibat bencana sosial kebakaran,” terangnya.
Sedangkan penanganan PMKS melalui Bina Usaha ditempuh dengan mengelompokkan keluarga sangat miskin (RTSM) dalam kelompok-kelompok usaha tertentu, yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang, selanjutnya mereka dilatih keterampilan dan diberikan modal usaha untuk masing-masing kelompok sebesar Rp 20 juta. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 sudah terbentuk sebanyak 295 Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
“Pembinaan selanjutnya KUBE-KUBE terbaik dikelompokkan lagi dalam lembaga keuangan Mikro (LKM) yang hingga kini terbentuk 2 LKM yaitu LKM KUBE Sejahtera unit 138 dan LKM KUBE Sejahtera Baimbai dengan jumlah permodalan sebesar Rp 200 juta per-LKM, bergerak di bidang usaha simpan pinjam,” ucapnya.
Program Bina Usaha ini sambungnya, bertujuan pertama memaksimalkan potensi ekonomi kelompok masyarakat miskin dan mencoba memutus mata rantai keuangan yang justru menyengsarakan masyarakat miskin (rentenir).
“Untuk kelompok masyarakat yang sedikit mempunyai kemampuan (yang sudah bisa melakukan usaha dibina melalui kegiatan tenaga kerja mandiri terdidik/TKMT) kelompok ini juga diberikan keterampilan dan alat usaha. Pada tahun 2014 dianggarkan sebanyak 20 orang TKMT berikut alat usahanya,” terang Drs. H. Agus Surono, Msi.
Sementara itu terkait tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dibidang Ketenagakerjaan antara lain melakukan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada  di Kota Banjarmasin baik yang menyangkut masalah hak-hak buruh atau karyawan, hubungan perburuhan, syarat-syarat kerja, maupun pembinaan terhadap serikat-serikat pekerja yang ada  di kota Banjarmasin.
Dari hasil pengawasan yang dilakukan terhadap kurang lebih 150 perusahaan pada tahun 2013 dan kurang lebih 80 perusahaan sampai dengan bulan Agustus 2014 masih ditemukan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan.
“Salah satu titik poin yang menjadi perhatian kita bersama tingginya tingkat kecelakaan kerja di kota Banjarmasin, percontoh kasus 2013 sebanyak 144 kasus kecelakaan dan sampai bulan Agustus 2014 sebanyak 97 kasus kecelakaan. Untuk menekan angka kecelakaan  kerja tadi Bapak Walikota telah mencanangkan bulan K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja) tingkat kota Banjarmasin pada bulan Februari 2014 di halaman Swiss Bellhotel Borneo Banjarmasin,” pungkasnya.



Share this:

CONVERSATION

Berkomitmen Tanggulangi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
KALIMANTAN VIEWKepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Drs. H. Agus Surono, Msi menyatakan, instansi yang ia pimpin melingkupi 2 urusan yaitu urusan sosial dan Ketenagakerjaan.
Di bidang sosial terang Drs. H. Agus Surono, Msi, tugas pokoknya adalah menangani penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Prinsip dasar dalam penanganan PMKS atau yang menggunakan istilah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di tempuh dalam 3 jalur, yaitu melalui bina manusia, melalui bina lingkungan serta bina usaha.
“Melalui bina manusia, dimaksudkan kita melakukan pembinaan terhadap kualitas personilnya terutama di bidang kesehatan dan pendidikan. Program yang ditempuh untuk melakukan bina manusia ini antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Program  bagi gepeng, dan Pembinaan terhadap lembaga Kesejahteraan Sosial yang dulu disebut dengan panti-panti Sosial,” ucapnya.
Program Keluarga Harapan (PKH) sendiri menurutnya, merupakan bantuan tunai bersyarat yang akan membantu rumah tangga sangat miskin (RTSM) guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anak dalam hal kesehatan dan pendidikan.
Pada tingkat kota Banjarmasin program ini dicanangkan oleh Bapak Walikota pada tanggal 6 Januari 2013 dengan jumlah penerima 2080 RTSM, sementara dana yang diserahkan sebesar Rp 1.345.375.000,- .
Tahun 2014 RTSM yang menerima berkurang menjadi 2008 Dana yang disalurkan pada tahap pertama sebesar Rp 696.395.000,- dan tahap kedua pada bulan September ini sebesar Rp 1.116.794.000,-Diperkirakan total bantuan pada Tahun 2014 sampai dengan bulan Desember 2,4 M.
Sedangkan Program  bagi gepeng adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan usaha kreatif berupa pembuatan kue dan masakan khas Banjar, serta ditambah dengan memberikan stimulan paket usaha kepada 45 orang Gepeng yang ada di Kota Banjarmasin.
Program bagi anak jalanan berupa keterampilan bengkel dan Cuci Motor beserta paket usahanya, program ini diikuti oleh 48 orang anak jalanan yang ada di Kota Banjarmasin.
Selain itu, melalui bina manusia ini juga mencakup pengiriman anak putus sekolah sebanyak 10 orang ke PSBR Budi Satria Banjarbaru untuk diberikan pelatihan berupa perbengkelan, otomotif, mebel aluminium dan menjahit sesuai dengan minat mereka masing-masing. Untuk penyandang Disabilitas pada tahun 2013 diberikan bantuan alat mobilitas kepada 21 orang, sedangkan yang menerima paket usaha mandiri sebanyak 23 orang
Sementara terkait pembinaan terhadap lembaga Kesejahteraan Sosial yang dulu disebut dengan panti-panti Sosial sampai dengan Tahun 2014 ini, jumlah LKS yang ada di Kota Banjarmasin sebanyak 22 buah dengan anak asuh yang di dalam panti sebanyak 620 anak, sementara itu LKS juga melakukan program pengasuhan diluar panti yang jumlahnya +/- 1.500 anak asuh.
“Berikutnya menangani PMKS melalui Bina Lingkungan, bina lingkungan sendiri dimaksudkan melakukan pembinaan terhadap rumah-rumah tidak layak huni yang bertujuan memberikan tempat hunian secara layak sosial maupun layak kesehatan rumah dan lingkungan,” papar Drs. H. Agus Surono, Msi.
Bantuan dana untuk rehabilitasi rumah tersebut diperoleh dari APBN dan APBD kota Banjarmasin. Sampai dengan tahun 2013 sudah terehab rumah sebanyak 521 rumah, sedang pada tahun 2014 dari APBN sebanyak 50 rumah, APBD Kota 287 rumah dengan bantuan masing-masing sebesar Rp 10 juta.
“Bina lingkungan ditempuh dengan program Padat Karya yang bertujuan memberikan tambahan penghasilan pada penduduk setempat melalui kegiatan pembuatan sarana jalan di lingkungan setempat. Pada tahun 2013 terserap dana sebesar Rp 500 juta dan pada tahun 2014 sebesar Rp 500 juta. Selain itu melalui bina lingkungan juga diberikan bantuan tanggap darurat terhadap akibat bencana sosial kebakaran,” terangnya.
Sedangkan penanganan PMKS melalui Bina Usaha ditempuh dengan mengelompokkan keluarga sangat miskin (RTSM) dalam kelompok-kelompok usaha tertentu, yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang, selanjutnya mereka dilatih keterampilan dan diberikan modal usaha untuk masing-masing kelompok sebesar Rp 20 juta. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 sudah terbentuk sebanyak 295 Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
“Pembinaan selanjutnya KUBE-KUBE terbaik dikelompokkan lagi dalam lembaga keuangan Mikro (LKM) yang hingga kini terbentuk 2 LKM yaitu LKM KUBE Sejahtera unit 138 dan LKM KUBE Sejahtera Baimbai dengan jumlah permodalan sebesar Rp 200 juta per-LKM, bergerak di bidang usaha simpan pinjam,” ucapnya.
Program Bina Usaha ini sambungnya, bertujuan pertama memaksimalkan potensi ekonomi kelompok masyarakat miskin dan mencoba memutus mata rantai keuangan yang justru menyengsarakan masyarakat miskin (rentenir).
“Untuk kelompok masyarakat yang sedikit mempunyai kemampuan (yang sudah bisa melakukan usaha dibina melalui kegiatan tenaga kerja mandiri terdidik/TKMT) kelompok ini juga diberikan keterampilan dan alat usaha. Pada tahun 2014 dianggarkan sebanyak 20 orang TKMT berikut alat usahanya,” terang Drs. H. Agus Surono, Msi.
Sementara itu terkait tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dibidang Ketenagakerjaan antara lain melakukan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada  di Kota Banjarmasin baik yang menyangkut masalah hak-hak buruh atau karyawan, hubungan perburuhan, syarat-syarat kerja, maupun pembinaan terhadap serikat-serikat pekerja yang ada  di kota Banjarmasin.
Dari hasil pengawasan yang dilakukan terhadap kurang lebih 150 perusahaan pada tahun 2013 dan kurang lebih 80 perusahaan sampai dengan bulan Agustus 2014 masih ditemukan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan.
“Salah satu titik poin yang menjadi perhatian kita bersama tingginya tingkat kecelakaan kerja di kota Banjarmasin, percontoh kasus 2013 sebanyak 144 kasus kecelakaan dan sampai bulan Agustus 2014 sebanyak 97 kasus kecelakaan. Untuk menekan angka kecelakaan  kerja tadi Bapak Walikota telah mencanangkan bulan K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja) tingkat kota Banjarmasin pada bulan Februari 2014 di halaman Swiss Bellhotel Borneo Banjarmasin,” pungkasnya.



«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama